Jumat, 07 September 2012

Strike Penunggu Rig



Trip kali ini, saya berkolaborasi dengan teman-teman dari group facebook MMI ( Mancing Mania Indonesia – Regional Jabodetabek ). Sebuah group para pemancing yang cukup aktiv membuat event mancing dan intens berkomunikasi di dunia maya. Banyolan-banyolan segar selalu saja muncul spontan dari para anggotanya. Saya baru sekali ini kopdar namun suasana kekeluargaan sudah sangat terasa.

Berawal dari status saya di facebook yang mencari teman trip ke Sungai Buntu, Ivan, pemancing MMI asal bekasi menawarkan trip bareng ke tujuan yang sama. Sayapun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Pernah sekali saya mancing di daerah ini, waktu itu boncos karena faktor cuaca, maksud hati ingin membalas trip yang kurang sukses saat itu. Dari Jakarta kami berempat, masing-masing Rudi, Ayung, Budi dan saya. Ivan dijemput di pintu tol bekasi barat. Tiba di Sungai buntu jam dua. Setelah semua persiapan selesai, kami berangkat dari dermaga jam tiga pagi. Gelombang cukup besar, namun masih dalam katagori aman untuk memancing.

Spot pertama adalah sebuah rig pengeboran yang sangat besar dan masih aktif. Lampu rig yang sangat  terang benderang, belum lagi ditambah nyala dua buah “obor” besar. Tampak beberapa kapal nelayan membuang jangkar. Tak ada tanda-tanda aktifitas mereka. Rupanya mereka sedang beristirahat. Sedikit terusik dengan kehadiran kami, beberapa orang bangun melongok kemudian melanjutkan istirahat. Setelah kapal berhenti sempurna. Piranti popping yang sudah saya siapkan dalam perjalanan saya mainkan untuk menggoda GT penghuni rig. Spot seperti ini memang sangat potensial untuk popping malam hari. Satu jam berlalu tanpa sambutan. Untuk menjaga keseimbangan sudah berat karena goyangan gelombang cukup merepotkan. Saya akhirnya menyerah dan beralih mancing dasaran.  Tak apalah, anggap buat olah raga pagi dan menghangatkan badan. Teman-teman sudah lebih dulu mancing dasaran dengan umpan cumi dan udang. Ikan Jenaha, Kaci-kaci, Kerapu dan Kuniran mulai mengisi coolbox kami. Di rig berikutnya kami terus berjuang menahan ayunan gelombang namun mancing berlanjut. Ikan yang kami peroleh masih sama dengan spot-spot sebelumnya. Mungkin karena faktor arus mati sehingga ikan kurang aktif.

Beruntung di rig terakhir dimana gelombang sudah mulai bersahabat dan arus mulai bagus. Disitu sudah terlebih dahulu berkumpul dua kapal mancing. ABK mancing pakai rebon sekalian mengumpulkan ikan. Karena stok umpan udang hidup sudah mulai menipis. Saya beralih menggunakan umpan udang kupas. Joran Maguro Blue Diamond 1 piece 15-30 lbs saya biarkan disisi kiri kapal, Sementara saya dan teman-teman makan siang dengan menu ikan goreng yang sudah disiapkan. Saat kami asyik makan siang Joran saya melengkung tajam dan reel berderit kencang. Spontan saya meraih joran dan meladeni tarikan ikan dari kedalaman 30 meter. Tarik ulur terus berlangsung namun saya tak mau menyerah begitu saja. Saat ikan muncul dipermukaan barulah diketahui ternyata seekor ikan Gebel lumayan besar. Tancapan gancu ABK menyudahi pertarungan. Ikan ini termasuk petarung yang handal. Bentuknya yang pipih dan lebar membuat strike laksana melawan ikan Giant travelly. Banyak strike yang berakhir putus di spot ini karena leader dan mata kail kurang mendukung. Diduga ikan Gebel pelakunya jika melihat dari karakter perlawanannya. Disinilah kapal kami dan kapal pemancing lain berlomba menaikan ikan gebel. Dan jika ada salah satu yang strike maka spontan jadi tontonan pemancing dari kapal lain. Suasananya sangat meriah dengan banyolan-banyolan yang mampu mencairkan suasana mancing seharian yang minim strike ikan besar. Saya berhasil 3 kali strike ikan gebel, satu naik, satu mocel didepan mata dan satu kali putus. Diburitan Kapal Rudi berhasil strike Kue Lilin. Dan ini kue Lilin satu-satunya yang berhasil kami pancing. Kapten kapal strike ikan Gebel dan Mujaer Laut dengan ukuran cukup besar. Ivan dan Budi yang duduk disamping kapten berhasil menaikan Jenaha dan Kaci-kaci.
 
Saat stok rebon sudah menipis, Nasi sisa makan siang kami manfatkan sebagai pengganti rebon. Alhasil ratusan ikan baronang berseliweran dibawah kapal. Kami yang tak biasa menghadapi ikan Baronang hanya bisa menjadikannya tontonan saja. P Ayung yang di spot terakhir setia dengan kotrekan plus umpan udang kupas berhasil strike ikan Baronang berkali-kali  dan menambah koleksi perolehan ikan kami. Sempat juga strike ikan Gebel, namun harus rela mocel karena kotrekan tak akan mampu meladeni perlawanannya. Strike masih berlangsung, tetapi jam 4 kami harus sudahi trip ini karena kami tak ingin kemalaman sampai Jakarta.

Meski secara umum kurang berhasil, tapi di  spot terakhir kami dapat merasakan sensasi strike yang lumayan. Cukup untuk mengobati kenginan mancing yang sudah tertahan tiga minggu. Siapa mau menyusul ke Sungai Buntu ?. Saran saya cek dulu cuaca agar tidak kecewa. Jangan memancing terlalu dekat dengan rig agar mancing lebih nyaman dan aman. Kapten menginformasikan bahwa bulan Nopember dan Desember adalah saat terbaik untuk mancing di sungai buntu.●agus suyanto

Jangan Laper Mata

     Sering kita dengar pertanyaan-pertanyaan mendasar dari pemancing pemula namun untuk menjawabnya tak sesederhana pertanyaannya. Misalnya : joran dan reel apa yang masih sesuai budget namun kualitasnya bisa diandalkan. Untuk menjawab pertanyaan ini kita mau tak mau memberikan pertanyaan balik. Mau mancing dimana ? Targetnya ikan apa ? Tekniknya seperti apa ?. Soal memancing kini tak lagi sesederhana seperti yang terlihat di tayangan-tayangan TV yang melulu menampilkan parade strike. Tentu hal ini juga sangat beralasan karena faktor durasi. Spot memancing seperti kita ketahui bisa di fresh water seperti empang, danau, sungai, dan mancing salt water bisa di rawa-rawa air payau, muara, pinggir laut, dan tengah laut. Semua memerlukan teknik dan peralatan yang berbeda-beda.

     Target ikan yang diinginkan. Misalnya kita ingin mancing tengiri tentu beda pula alat dan teknik yang dipergunakan. Mancing ikan mas berbeda pula tekniknya dengan ikan gabus. Target ikan yang sama misalnya tengiri namun spot berbeda, beda pula tekniknya. Di Kepulauan seribu umumnya mancing tengiri pakai teknik ngoncer yaitu dengan menghayutkan umpan tembang atau kembung hidup terbawa arus laut. Sedangkan di Binuangen tengiri lebih memungkinkan dengan teknik troling.

     Jika kebetulan si pemancing menggemari beberapa teknik mancing dan memiliki cukup banyak piranti mancing, saat akan melakukan trip mancing, tak ada salahnya meminta informasi kapten kapal mengenai target ikan, teknik dan kondisi spotnya. Ini diperlukan agar tidak terjadi "salah kostum" dan demi alasan kepraktisan. Peralatan mana yang harus dibawa dan yang mana yang tak perlu dibawa. Tentu tak tepat membawa light tackle untuk mancing dasaran di SMR atau di Binuangen.   

     Beberapa jenis piranti yang tersedia di pasaran diantaranya joran troling, popping, surfcasting, jigging, casting, joran teleskopik. Sedang untuk reel terdiri dari jenis reel trolling, Casting, Spinning reel, surfcasting reel dan lain-lain. Untuk lure juga puluhan jenisnya. Mana yang akan anda koleksi, bijak-bijaklah berbelanja sesuai kemampuan.

     Jadi, sebelum menentukan alat yang tepat, pemancing harus menemukan kecenderungan dirinya menyukai jenis mancing apa terlebih dahulu. Tak jarang kita temukan seorang pemancing pemula belanja alat mancing dan lure secara serampangan. Akibatnya selain mubazir juga pemborosan. Prinsipnya, seorang pemancing harus menemukan gaya dan karakter mancing yang tepat untuk dirinya. Jangan "laper mata" kalau ke toko alat mancing. Sangat baik untuk menyiapkan daftar apa yang harus dibeli


Fun Fishing @ Tanjung Pasir Resort


Musim libur Lebaran Iedul Fitri 1433 H tahun ini kami memutuskan untuk tidak mudik ke kampung halaman. Setelah melewati masa “cuti” mancing karena dalam suasana bulan Ramadhan, rasa kangen memegang piranti mancing sudah pasti. Untuk melakukan trip mancing salt water juga relatif lebih sulit karena banyak teman-teman mancing yang melakukan ritual mudik. Mau jalan-jalan dengan keluarga juga terbayang betapa berjubelnya tempat-tempat wisata disekitar Jakarta. Sebutlah TMII, Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, Puncak dan Bogor, Wahana wisata water park juga tak kalah padatnya. 
 
Jatuhlah pilihan keluarga kami untuk Fun Fishing dan sekaligus makan siang di Tanjung Pasir Resort yang berada di kawasan Teluk Naga. Kami memilih jalur jalan tol menuju Bandara Sukarno-Hatta keluar melalui pintu barat dekat bendungan sungai Cisadane Pasar Baru kemudian belok kanan. Akses ini cukup lancar dan praktis, jalanan Ibukota masih lengang dan lancar karena libur lebaran.
Portal di Gerbang Tanjung Pasir Resort Selalu tertutup. Petugas keamanan menghampiri dan mendata pengunjung yang masuk. Menurut kami sebagai tamu ini merupakan prosedur yang bisa diterima sehingga pengunjung resort ini bisa dikontrol untuk menjaga fasilitas yang ada tetap terpelihara dan tak menimbulkan kesan kumuh. Jalan dan tanaman di Tanjung Pasir Resort tampak bersih dan asri. Meski saat ini dalam musim kemarau kesan gersang tak terlihat. Beberapa kolam tampak kering karena dalam masa perawatan. Angin berhembus sepoi-poi cukup menetralisir terik matahari siang itu.
 
Karena kami pergi sekeluarga serta bapak dan ibu mertua kami pilih kolam pemancingan dan restauran Pulau Anggrek. Sebuah restaurant yang dikelilingi kolam pemancingan berisi ikan baramundi, bandeng, dan kerapu. Untuk masuk areal ini, kita harus melewati rakit penyebrangan yang berjalan dengan cara menarik talinya. Kami memilih meja makan di geladak kayu merbau samping kolam pemancingan. Sembari memesan menu makan siang saya minta dipasangkan 2 set joran untuk mancing Baramundi. Sophie dan Riyan anak saya tampak menikmati suasana ini. Riyan sudah sering saya ajak turun di kepulauan seribu dan cikubang-bokonegara. Sedangkan Sophie yang baru diajak ke kolam, namun cara melempar umpan sudah cukup baik.

Semakin sore tamu yang datang semakin ramai. Sebagian besar sudah mempersiapkan piranti mancing favorit masing-masing. Ada yang full casting, ada yang pakai pelampung dan umpan ikan petek ada pula yang pakai teknik dasaran dengan umpan udang hidup. Sambil menikmati hidangan sesekali harus memeriksa joran dan mengamati pelampung. Drag di set rendah supaya piranti tidak kecebur kolam saat ikan ikan menyambar umpan.

Tiga jam menunggu tanpa sambaran, kami putuskan menyudah trip ini. Dari beberapa team yang mancing hari itu belum tampak ada yang strike. Kedi di kolam juga menginformasikan kalau ikan sedang kurang aktif hari itu. Pengalaman mancing dan makan bersama keluarga di suasana yang baru dan cukup menyenangkan meski tanpa strike. Lain kesempatan harus dapat strike Baramudi !