Musim
libur Lebaran Iedul Fitri 1433 H tahun ini kami memutuskan untuk tidak mudik ke
kampung halaman. Setelah melewati masa “cuti” mancing karena dalam suasana
bulan Ramadhan, rasa kangen memegang piranti mancing sudah pasti. Untuk
melakukan trip mancing salt water juga relatif lebih sulit karena banyak
teman-teman mancing yang melakukan ritual mudik. Mau jalan-jalan dengan
keluarga juga terbayang betapa berjubelnya tempat-tempat wisata disekitar
Jakarta. Sebutlah TMII, Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, Puncak
dan Bogor, Wahana wisata water park juga tak kalah padatnya.
Jatuhlah
pilihan keluarga kami untuk Fun Fishing dan sekaligus makan siang di Tanjung
Pasir Resort yang berada di kawasan Teluk Naga. Kami memilih jalur jalan tol
menuju Bandara Sukarno-Hatta keluar melalui pintu barat dekat bendungan sungai
Cisadane Pasar Baru kemudian belok kanan. Akses ini cukup lancar dan praktis,
jalanan Ibukota masih lengang dan lancar karena libur lebaran.
Portal
di Gerbang Tanjung Pasir Resort Selalu tertutup. Petugas keamanan menghampiri
dan mendata pengunjung yang masuk. Menurut kami sebagai tamu ini merupakan
prosedur yang bisa diterima sehingga pengunjung resort ini bisa dikontrol untuk
menjaga fasilitas yang ada tetap terpelihara dan tak menimbulkan kesan kumuh.
Jalan dan tanaman di Tanjung Pasir Resort tampak bersih dan asri. Meski saat
ini dalam musim kemarau kesan gersang tak terlihat. Beberapa kolam tampak
kering karena dalam masa perawatan. Angin berhembus sepoi-poi cukup
menetralisir terik matahari siang itu.
Karena kami pergi sekeluarga serta bapak dan
ibu mertua kami pilih kolam pemancingan dan restauran Pulau Anggrek. Sebuah
restaurant yang dikelilingi kolam pemancingan berisi ikan baramundi, bandeng,
dan kerapu. Untuk masuk areal ini, kita harus melewati rakit penyebrangan yang
berjalan dengan cara menarik talinya. Kami memilih meja makan di geladak kayu
merbau samping kolam pemancingan. Sembari memesan menu makan siang saya minta
dipasangkan 2 set joran untuk mancing Baramundi. Sophie dan Riyan anak saya tampak
menikmati suasana ini. Riyan sudah sering saya ajak turun di kepulauan seribu
dan cikubang-bokonegara. Sedangkan Sophie yang baru diajak ke kolam, namun cara
melempar umpan sudah cukup baik.
Semakin sore tamu yang datang semakin ramai.
Sebagian besar sudah mempersiapkan piranti mancing favorit masing-masing. Ada
yang full casting, ada yang pakai pelampung dan umpan ikan petek ada pula yang
pakai teknik dasaran dengan umpan udang hidup. Sambil menikmati hidangan
sesekali harus memeriksa joran dan mengamati pelampung. Drag di set rendah
supaya piranti tidak kecebur kolam saat ikan ikan menyambar umpan.
Tiga jam menunggu tanpa sambaran, kami
putuskan menyudah trip ini. Dari beberapa team yang mancing hari itu belum
tampak ada yang strike. Kedi di kolam juga menginformasikan kalau ikan sedang
kurang aktif hari itu. Pengalaman mancing dan makan bersama keluarga di suasana
yang baru dan cukup menyenangkan meski tanpa strike. Lain kesempatan harus
dapat strike Baramudi !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar